Hakikat Teori Evolusi Darwin: Perang Terhadap Agama
Senin, 16 September 2013
1
komentar
Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang
dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang
sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut
andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi
seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat
ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling
berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh
karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya
Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa "Allah
menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi," hendaklah mempelajari
kembali dogma dasar teori tersebut. Tulisan ini ditujukan kepada mereka yang
mengaku beriman akan tetapi salah dalam memahami teori evolusi. Di sini
diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan logis yang penting yang menunjukkan
mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan Islam dan fakta adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada
dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan
ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam
oleh Allah.
Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak
bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah
sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi
dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan:
"Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui
proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak
hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah
diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah
terletak pada pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara
terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
Pertanyaan yang pokok adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan
sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk
hidup tersebut diciptakan secara sengaja?"
Teori evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa
kimia inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan
waktu secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi secara
acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk kehidupan,
seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan.
Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan
unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta. Orang biasa yang
sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang
menjadi dasar klaim kaum evolusionis. Tidak mengherankan jika Pierre Paul
Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang tidak
masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan" bagi para
evolusionis:
"…'[Konsep] kebetulan' seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat
dipercayai] di bawah kedok ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara
diam-diam telah disembah."
(Pierre Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press,
1977, p.107)
Akan tetapi pernyataan bahwa kehidupan adalah produk samping yang terjadi
secara kebetulan dari senyawa yang terbentuk melalui proses yang melibatkan
waktu, materi dan peristiwa kebetulan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal
dan tidak dapat diterima oleh mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai
satu-satunya Pencipta seluruh makhluk hidup. Kaum mukmin sudah sepatutnya
merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat dari kepercayaan yang
salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan bahayanya.
Pernyataan tentang "adanya kebetulan" yang dikemukakan teori evolusi
dibantah oleh ilmu pengetahuan.
Fakta lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa
berbagai penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan
klaim-klaim kaum evolusionis yang mengatakan bahwa "kehidupan muncul sebagai
akibat dari serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah." Ini
dikarenakan dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan
(design) yang disengaja dengan bentuk yang sangat rumit dan telah
sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup memiliki rancangan yang
sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep "kebetulan."
Perancangan dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti
merupakan tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu
dan kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga.
Usaha para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan
menggunakan konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20.
Bahkan kini, di abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca
buku Blunders of Evolutionists, karya Harun Yahya, terbitan Vural Publishing).
Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah
kendatipun telah melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap
atheisme.
Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
Oleh karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang
disengaja pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih
tersisa adalah "melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan." Di
sinilah letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin.
Logika keliru yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup mungkin saja diciptakan
melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain" sebenarnya masih
berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup
berlangsung.
Sungguh, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup
melalui proses evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan
di atas. Dan oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup
berevolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa,
"Allah menciptakan kehidupan melalui proses evolusi." Misalnya, jika terdapat
bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita katakan,"Allah
merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!". Sehingga
pada akhirnya kedua makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang
dipenuhi oleh contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan
dengan konsep kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang
lain - jika hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti
lain yang menunjukkan penciptaan.
Akan tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah
(terutama catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang
sebaliknya: tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses
evolusi pernah terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies
makhluk hidup yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling
berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk
sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda
satu sama lain muncul secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah
sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk
mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi
menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing
secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas. Bahkan para evolusionis yang
paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan
mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang
ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku
sebagaimana berikut:
"Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah
catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam
lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan
bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin -
sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan
keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung
penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan (Mark
Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19
January 1981, p. 56)
Khususnya selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang
ilmu pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi
perbandingan, dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah
benar. Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam
bentuknya yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada
alasan untuk mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan
terpisah, dan pada saat yang sama, dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!" Dan ini
adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.
Kesimpulan
Sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa waspada
dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan Allah dan
din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah menjadi dalil
serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah menyebabkan
tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan imperialisme; serta
melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan oleh mereka yang
mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan
tujuan yang sesungguhnya dari teori ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang
yang mengaku muslim, ia memiliki tanggung jawab utama dalam membuktikan
kebohongan setiap ideologi anti agama yang menolak keberadaan Allah dengan
perjuangan pemikiran dalam rangka menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan
masyarakat dari bahayanya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hakikat Teori Evolusi Darwin: Perang Terhadap Agama
Ditulis oleh Bagas Putra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mediamuslim17.blogspot.com/2012/10/hakikat-teori-evolusi-darwin-perang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Bagas Putra
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
ajaran darwin darwin harus dihentikan dr sekolah2
Posting Komentar